BERITA


BERITA

1.      MEMBACAKAN BERITA
Dalam membaca berita banyak hal yang harus kita pahami sebelum kita membaca berita, diantaranya adalah tentang bahan berita yang akan kita baca, bila berita yang kita baca itu milik kita sendiri tentunya ini akan menjadi lebih mudah ketimbang kita membacakan berita milik orang lain, ini karena bila kita membaca berita milik orang lain kita dituntut untuk menguasai bahan berita yang kita baca,bila kita membaca berita yang kita sendiri tidak mengerti maksudnya tentu hasilnya akan kurang maksimal. Berikut ini adalahbeberapa tips membaca berita yang baik, yang dapat kita praktekkan sebelum kita mulai membaca berita, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Intonasi suara yang datar tidak memperlihatkan naik turunnya secara tepat, tentu akan membosankan para pendengar semua.
2. Pengucapan/Aktualisasi huruf, kata hingga kalimat harus jelas, sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
3. Volume atau lembut kerasnya suara harus jelas dan mantap, kita harus bisa melihat keadaan tempat dalam membaca berita, seperti :
            a.         Besar ruangan
            b.         Letak ruangan
            c.         Keadaan ruangan
            d.         Jenis pengeras suara
4. Penekanan kata-kata harus jelas dan dapat membedakan terhadap kata-kata yang sedang kita baca, bila kata-katanya bahasa indonesia gunakan penekanan kata-kata bahasa indoensia, jangan mengunakan penekanan bahasa asing
5. Kecepatan berbicara juga harus kita ukur, jangan terlalu cepat dan juga jangan terlalu lambat, karena bila terlalu lambat akan kedengaran seperti mengeja. Bebepa tips membaca berita yang baik ini tentunya tidak akan berhasil bila kita tidak pernah belajar untuk mencobanya jadi, setelah kita memahami tentang teorinya langkah selanjutanya adalah mempraktekka
            Untuk menimbulkan suasana khusus yang diperlukan dalam pembacaan, suara lebih efektif dengan didukung oleh ekspresi wajah. Mimik dan alunan suara yang pas lebih efektif untuk meningkatkan suasana. Senyum atau kerutan kening juga dapat membantu penafsiran teks.Perhatikan pula kontak pandangan Anda dengan pendengar (penonton), terutama bila membacakan berita melalui media televisi atau kontak langsung dengan pendengarnya.
            Membaca berita adalah menyampaikan suatu informasi atau berita melalui membaca teks berita dengan lafal, intonasi, dan sikap secara benar. Berita bertujuan untuk menyampaikan informasi, namun tidak semua informasi bisa disebut sebagai  berita.

Persiapan Sebelum Membaca Berita di Stasiun TV
Pahami berita yang akan dibacakan. Bila perlu, perbaiki naskah berita dengan sepengetahuan produser program. Koordinasi dengan produser program terkait rundown berita dan wawancara bila ada. Siapkan waktu cukup untuk rias wajah dan menata rambut. Selalu siap bila terjadi hambatan teknis di saat sedang membawakan program.
  1. Tetap tenang dan relaks tapi berpikir cepat dan ambil keputusan untuk langkah berikutnya
  2. Minta maaf jika terjadi kesalahan
  3. Siap berbagai versi kalimat yang akan disampaikan jika terjadi kesalahan
Contoh: “Pemirsa/ kami mohon maaf/ gambar yang baru saja kami tayangkan bukan tentang pemerkosaan anak dibawah umur tapi tentang tanggapan mantan wakil presiden Yusuf Kalla tentang wacana pemindahan Ibu Kota // Kita beralih ke informasi berikutnya///”

Bagaimana Membaca Berita dengan Baik
Baca berita seperti bercerita kepada orang lain.
Tatap kamera seakan menatap lawan bicara.
Ekspresi presenter harus sesuai dengan berita yang dibacakan.

Sifat Berita
  1. Aktual. Hal-hal yang baru lebih memiliki nilai berita dibandingkan hal-hal yang terjadi sudah lama.
  2. Jarak (jauh/ dekat). Khalayak lebih tertarik akan kejadian yang terjadi di sekitar mereka dibandingkan dengan kejadian di tempat yang lebih jauh.
  3. Penting. Sesuatu menjadi berita saat dianggap penting, karena berpengaruh pada kehidupan langsung, contoh: Kenaikan harga BBM.
  4. Akibat. Sesuatu menjadi berita karena memiliki dampak yang besar, contoh: penayangan film Fitna di situs YouTube.
  5. Pertentangan/ konflik.
  6. Seks. Contohnya seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain sebagainya
  7. Ketegangan. Contohnya seperti saat-saat penghitungan suara pemilu.
  8. Kemajuan-kemajuan. Inovasi baru atau perubahan.
  9. Emosi, segala sesuatu yang apabila dikabarkan akan membuat marah, sedih, kecewa. Contohnya: pemberitaan tentang bayi baru lahir dibuang ibu nya.
  10. Humor.



Ada lima syarat menulis berita, yaitu:
1. Kejujuran: apa yang dimuat dalam berita harus merupakan fakta yang benar-benar terjadi. Wartawan tidak boleh memasukkan fiksi ke dalam berita.
2. Kecermatan: berita harus benar-benar seperti kenyataannya dan ditulis dengan tepat. Seluruh pernyataan tentang fakta maupun opini harus disebutkan sumbernya.
3. Keseimbangan: Agarberita seimbang harus diperhatikan:
            1. tampilkan fakta dari masalah pokok
            2. jangan memuat informasi yang tidak relevan
            3. jangan menyesatkan atau menipu khalayak
            4. jangan memasukkan emosi atau pendapat kedalam berita tetapi ditulis            seakan-akan sebagai fakta
            5. tampilkan semua sudut pandang yang relevan dari masalah yang diberitakan
            6. jangan gunakan pendapat editorial
4. Kelengkapan dan kejelasan: Berita yang lengkap adalah berita yang memuat jawaban atas pertanyaan who, what, why, when, where, dan how.
5. Keringkasan: Tulisan harus ringkas namun tetap jelas yaitu memuat semua informa

Jenis Berita

Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain:
1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini. Jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam:
* Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba. Contohnya: 1998-2007 Bersama PKS Melayani Bangsa
* Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung. Contohnya: Posko Banjir PKS Petogokan, Dua Kali Tenggelam, Empat Kali Pindah Tempat
2. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter. Contohnya: KH. Ali, Pimpinan Madina Al Ikhlas: "Masih Adakah PKS di Hati Warga Jakarta?"
5. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. Contohnya: PKS Protes Besaran Kenaikan BBM
Berdasarkan sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu: Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah seminar. Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya: peristiwa kebakaran.
Nilai Berita
Nilai Berita Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Nilai berita itu mencakup beberapa hal, seperti berikut.
1. Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.
2. Aktual: terbaru, belum "basi".
3. Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
4. Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.
5. Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).

            Lima nilai berita di atas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya "Teknik Menulis Berita dan Feature", malah memberikan dua belas nilai berita dalam menulis berita (2006: 33). Dua belas hal tersebut di antaranya adalah:
1. sesuatu yang unik,
2. sesuatu yang luar biasa,
3. sesuatu yang langka,
4. sesuatu yang dialami/dilakukan/ menimpa orang (tokoh) penting,
5. menyangkut keinginan publik,
6. yang tersembunyi,
7. sesuatu yang sulit untuk dimasuki,
8. sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,
9. pemikiran dari tokoh penting,
10. komentar/ucapan dari tokoh penting,
11. kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan
12. hal lain yang luar biasa.

            Dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam isi tersebut.

            Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi, sebagaimana diungkapkan oleh Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) berikut ini.

1. Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
2. Proses wawancara.
3. Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
4. Partisipasi dalam peristiwa.



Previous
Next Post »