Laporan biologi pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah yang berjudul “Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kcang hijau”
          Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
          Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna. Amin.















DAFTAR ISI





BAB I PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

            Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif  dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh (Sacharin,1996).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal  merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah cahaya.
Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan remang-remang untuk pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan. Namun teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita belum mengetahui kebenarannya pada lingkungan kita. Selain itu, masing banyak siswa dan siswi yang belum dapat menjelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Untuk itu, penulis mengadakan penelitian  untuk lebih mengetahui dan membuktikan kebenaran teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut, didalam penelitian ini, penulis akan mengamati pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau.

 1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :
1. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.
 2. Apakah perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau yang diletakan di tempat yang gelap dan terang ?




1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana tertulis di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah Pengaruh cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau ini adalah :
 1.        Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2.         Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.

1.4. Manfaat Penelitian

1.      Manfaat untuk penulis
Dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
2.      Manfaat untuk pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya, sehingga dapat menanam kacang hijau dengan intensitas cahaya yang tepat

           






BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1.  Landasan Teori

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
            Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah daun.
            Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan.

Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
            Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
A. Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat  radikula (calon  akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.


B. Proses Perkecambahan
Proses Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
Proses Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
C. Macam Perkecambahan
            Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan, yaitu :
  • Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
  • Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri. Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :
  • Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
  • Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
  • Faktor Internal (Dalam)
A) Faktor Intraseluler/Genetis
           Faktor penurunan sifat pada keturunan terkandung di dalam gen. Informasi genetik pada gen mengendalikan terbentuknya sifat penampakan secara fisik (fenotip) melalui interaksinyadengan faktor lingkungan. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan.

B) Faktor Interseluler/Fisiologi
            Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diantaranya :
 a. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang  serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
(1) Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
(2) Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
(3) Merangsang pembentukan buah dan bunga
(4) Memacu pembentangan dan pembelahan sel
(5) Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
(6) Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
(7) Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
(8) Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan tumbuh.
(9) Memelihara elastisitas dinding sel
            Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
            Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
 b. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c. Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d. Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
e. Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f. Kalin. Berperan dalam proses organogenesis
g. Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
  • Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)   
A. Air                                                                                                                                           
Air berperan di dalam melarutkan unsur hara dalam proses penyerapan. Air dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh tumbuhan dan sebagai medium reaksi enzimatis. Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung memengaruhi laju metabolisme. Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materi-materi dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati. 
B. Cahaya
Cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan menjadi mati karena kekurangan makanan. Namun demikian cahaya yang dibutuhkan tumbuhan jumlahnya tidak boleh terlalu banyak. Cahaya yang berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan. Demikian juga kekurangan cahaya juga berakibat buruk bagi tanaman. Contoh akibat dari hasil fotosintesis yang berkurang misalnya tanaman yang tumbuh di ruangan gelap, ukuran batangnya jauh lebih panjang dibandingkan tumbuhan yang memperoleh cukup cahaya matahari. Tanaman ini berwarna pucat dengan batang lemah dan kurus. Pertumbuhan dalam tempat gelap semacam ini disebut etiolasi. 
           

 C. Kelembapan
Tanah dan udara yang lembap berpengaruh terhadap pertum-buhan. Pada keadaan lembap, banyak air yang diserap oleh tumbuhan dan sedikit penguapan yang terjadi sehingga meng-akibatkan pertumbuhan menjadi cepat. Akibat pemanjangan sel-sel yang cepat, tumbuhan bertambah besar. Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan helaian daun yang lebar. 

D. Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas :
  • Makronukrien (unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C, H, O [defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme terhambat,  akhirnya mati ], N (Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium), Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium).
  • Mikronutrien (unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi) [Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn (Seng), Cu (Tembaga).

E. Suhu
           Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena berhubungan dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperatur sekitar 10°–38°C untuk pertumbuhannya. 




F. Oksigen
            Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian.
G.  pH medium (Tingkat keasaman)
            Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
Secara khusus, inti dari penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan intensitas cahaya matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

2.2. Objek Penelitian (Kacang Hijau)

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Kingdom                      :  Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom               : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                           : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                           : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas                    : Rosidae
Ordo                            : Fabales
Famili                          :
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus                          :
Phaseolus
Spesies                                    : Phaseolus radiatus L.
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Di dalam kacang hijau terdapat berbagai kandungan, antara lain : Protein (memperkuat daya tahan tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang).  Vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh). Vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan). Zat besi (membantu pembentukan sel darah merah). Magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak. Terdapat antioksidan yang berguna bagi tubuh.

2.3. Hipotesis

            Hipotesis penelitian ini adalah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu
1.      Tumbuhan biji kacang hijau yang berada dilingkungan yang intensitas cahayanya berbeda akan menghasilkan tinggi yang berbeda . Tumbuhan di tempat gelap akan lebih cepat tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang/bercahaya. Namun, memiliki perbedaan morfologi, meliputi : keadaan akar, batang dan daun tumbuhan kacang hijau.
2.      Perbedaan kacang hijau di tempat gelap dengan kacang hijau di tempat terang terdapat pada ukuran tumbuhan, struktur batang, dll. pada tempat gelap pertumbuhan kecambah lebih cepat daripada di tempat terang.
















BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian

            Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir,2003).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat                       : Dirumah dan Sekolah
Waktu                         : 7 hari

3.3. Variabel

Variabel bebas adalah Cahaya matahari.
Variabel terikat adalah Morfologi kacang Hijau.
Variabel kontrol adalah Wadah, Tanah, biji kacang hijau, dan Penyiraman.

3.4. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan Bahan yang digunakan :
            1. Biji kacang hijau
            2. Gelas bekas air mineral
            3. Tanah
            4. Air
            5. Mistar dan kertas

3.5. Cara Kerja Penelitian

  1. Merendam biji kacang  hijau dengan air bersih sekitar 6 jamt
  2. Menyediakan 2 gelas bekas air mineral
  3. Memasukkan tanah kedalam setiap gelas
  4. Menanam biji kacang hijau kedalam kedalam setiap gelas (masing – masing 5 biji).
  5. Memberi lebel A untuk 2 gelas yang ditempatkan ditempat terang
  6. Memberi lebel B untuk 2 gelas  yang ditempatkan ditempat gelap
  7. Menyiram biji tersebut dengan air sebanyak ± 50 ml
  8. Meletakan gelas berlabel A pada tempat yang terang dan gelas berlabel B ditempat yang gelap
  9. Mengamati dan mencatat pertumbuhan setiap hari, selalu pada waktu yang sama
  10. Menulis hasil pengamatan dalam tabel pengamatan
  11. Menghitung rata-rata panjang tumbuhan tersebut pada hari ke-7

3.6. Cara Pengambilan Data

            Data diukur dan dicatat setiap hari pada pukul 17.00 WITA. Ketika pengukuran agar jelas tumbuhan mana yang akan diukur maka kami memberi tanda, agar untuk hari selanjutnya data yang didapat tidak rancu.










BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Tabel dan Data Hasil Penelitian

A. Tempat terang
            1) Tabel Pertumbuhan
Hari Ke
Pertumbuhan (cm)
Rata-rata (cm)
I
II
III
IV
V
1
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2
0.70
0.90
0.80
0.80
0.85
0,81
3
2.70
2.85
2.60
2.75
2.65
2,16
4
6.20
7.60
7.28
7.30
7.40
7,16
5
12.20
13.94
9.50
12.00
11.35
11,79
6
13.30
16.50
12.28
14.70
15.40
14,43
7
14.50
18.67
14.50
16.30
17.40
16,27
          
2) Tabel Perkembangan
Hari Ke-
Perkembangan
1
2
Akar mulai menembus tanah dan sebagai plamula mulai tampak
3
Akar mulai menamcap ketanah, Hipokotil keatas dan warna biji hijau muda
4
Akar menancap kokoh ketanah, daun muncul bewarna hijau terbuka dan batang hijau kuat dan merah
5
Daun terbuka semuanya dan mengarah kematahari
6
Daun makin tebal dan bewarna hijau segar
7
Tumbuhan segar dan batang kokoh





B. Tempat Gelap
            1) Tabel Pertumbuhan
Hari Ke
Pertumbuhan (cm)
Rata-rata (cm)
I
II
III
IV
V
1
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2
1.60
1.00
1.00
1.00
1.00
1,12
3
3.80
3.80
3.90
3.90
3.90
3.86
4
9.00
9.50
9.20
9.15
9.30
9,23
5
14.5
14.50
15.50
16.00
15.10
15.11
6
21.00
22.30
21.70
22.40
20.30
21.54
7
26.00
24.50
25.00
27.50
23.50
25.30
2) Tabel Perkembangan
Hari Ke-
Perkembangan
1
2
Akar mulai menembus tanah dan sebagai plamula mulai tampak
3
Akar mulai menamcap ke tanah, Hipokotil keatas dan warna biji kuning muda dan ada juga bewarna merah muda
4
Akar menancap kokoh ke tanah, daun muncul tapi menguncup kekuningan dan batang putih pucat
5
Daun masih mengatup,Batang lemah pucat dan tumbuh menyebar
6
Daun kuning tetap menguncup, Batang makin pucat dan lemah
7
Tumbuhan pucat, daun tidak berkembang









4.2.  Pembahasan dari Data Hasil Penelitian

            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang terkena cahaya dan yang tidak terkena cahaya (gelap). Hal ini menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi
Jika ditanam di tempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.












BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan  tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai perbedaan. Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari secara langsung (terang) pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh. Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari (gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi) dan daunnya tipis, berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi (primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya telah benar.

5.2. Saran

Sebaiknya, percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat terang dan berada ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern, seperti bukan menggunakan mistar tetapi menggunakan auksanometer agar hasil lebih akurat.
Sebaiknya, menanamnya di aqua gelas yang bening agar ketika difoto tampak jelas dari ujung akar hingga ujung daun. Dan sebaiknya medium tempat tumbuh kacang hijau tersebut lebih besar, agar pertumbuannya maksimal.








DAFTR PUSTAKA

Sumber dari Internet :
http://ikhwan-insancita.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-pengaruh-cahaya.html
http://prabowogetto.blogspot.com/2010/02/laporan-pengaruh-cahaya-matahari.html
http://faridnyzer.blogspot.com/2011/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://karedok.net/modul-buku/bab-i-pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan
http://texbuk.blogspot.com/2012/01/pengaruh-faktor-luar-eksternal-terhadap.html
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-xii-biologi/pengaruh-faktor-luar-eksternal-terhadap pertumbuhan-tumbuhan/
http://alfiyanfaqih.blogspot.com/2011/08/pengaruh-cahaya-matahari-terhadap.html
Sumber buku :
Sembiring. Langkah, sudjino BSE Biologi 3 SMA kelas XII
Subardi, Nuryani, Pramono. S BSE Biologi 3 SMA dan MA kelas XII

Previous
Next Post »

5 comments

Click here for comments