BUDAYA ANTI KORUPSI BAGI SISWA



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah yang berjudul “pentingnya budaya anti korupsi dikalangan siswa”.
          Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
          Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna. Amin.

BAB I PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak(id.wikipedia.org).
Korupsi berdasarkan pemahaman pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Korupsi merupaka tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan atau sebuah korporasi) , yang secara langusng maupun tidak langsung merugikan keuangan atau prekonomian negara, yang dari segi materiil perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan masyarakat.
Dalam arti yang luas, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan rentan terhadap korupsi dalam prakteknya.
Anti korupsi merupakan segala tindakan, pemikiran, prilaku yang anti atau melawan tindakan korupsi
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi(id.wikipedia.org).
Budaya Anti Korupsi merupakan upaya memberikan pemahaman dan penanaman nilai-nilai kepada sektor swasta, masyarakat, dan aparat pemerintah agar memiliki cara hidup anti korupsi.
Dewasa ini korupsi telah menimpa segala bentuk organisasi pemerintah maupun perusahaan swasta, mengakibatkan berbagai masalah dalam setiap elemen bangsa, seperti demo besar – besaran sampai ketidak percayaan masyarakat kepada para pemimpin.
Oleh karena itu budaya anti korupsi wajib dimiliki oleh setiap elemen masyarakat terutama para politikus


Rumusan masalah
Dalam makalah ini penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Nilai – nilai dan yang terkandung nalam budaya anti korupsi
2.    Bagaimana implementasi budaya anti korupsi di lingkup pendidikan ?
3.    Apakah Pentingnya budaya anti korupsi ?
Tujuan
Tujuan budaya anti korupsi tentunya mengajarkan kepada setiap elemen masyarakat untuk dapat berperan serta aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, menanamkan budaya anti korupsi, serta mendorong masyarakat menyadari bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab lembaga penegak hukum seperti Komisis Pemberantasan Korupsi, Kepolisian dan Kejaksaan agung, melainkan menjadi tanggung jawab setiap anak bangsa.

Manfaat
Dengan adanya penulisan karya ilmiah ini penulis dan pembaca mendapat pembelajaran tentang budaya anti korupsi, nilai – nilai yang terkandung dalam anti korupsi, serta 


Bab II
ISI
Nilai – nilai yang terkandung dalam budaya anti korupsi


1.    KEJUJURAN

Kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang, jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa sifat jujur seorang individu tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya. Nilai kejujuran di dalam  dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik. Misalnya tidak mencontek, dan tidak memalsukan nilai. Nilai kejujuran juga dapat diwujudkan dalam kegiatan Osis. Misalnya membuat laporan keuangan kegiatan kepanitiaan dengan jujur.

Salah satu cara untuk melatih kejujuran di yaitu kantin kejujuran (KK), sebagaimana kantin pada umumnya adalah sebuah tempat di  yang menjual keperluan pokok siswa seperti makanan, minuman dan alat tulis. Kantin biasa dikunjungi murid saat istirahat. Tapi, yang membedakan KK dengan kantin biasa, yaitu tidak terdapatnya penjaga kantin atau kasir sehingga si pembeli harus mengambil sendiri makanan dan minuman yang telah diberi label harga, lalu menyelesaikan sendiri pembayarannya. Si pembeli meletakkan uang tepat sejumlah rupiah yang harus dibayarkannya di kotak uang yang disediakan. Jika uangnya lebih besar daripada harga yang harus dia bayar, uang kembali dia ambil sendiri dari kotak uang itu. Jika uang kembalian tidak cukup maka ia bisa membuat catatan kecil untuk diberikan kepada pengelolah KK untuk meminta uang kembaliannya.

Dengan demikian, KK bisa menjadi ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya kejujuran terhadap diri sendiri, yang pada akhirnya akan bermuara kepada lahirnya generasi yang menghormati kejujuran sekaligus memunculkan generasi berbudaya antikorupsi.

KK akan menggambarkan tabiat para murid yang ada di  itu. Jika KK tak bertahan lama karena bangkrut, bisa dipastikan murid di  itu tak berlaku jujur. Sebaliknya, KK akan semakin maju saat semua murid memegang tinggi asas kejujuran dalam kesehariannya.

2.    BERTANGGUNG JAWAB
Menurut kamus besar bahasa indonesia bertanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya ( kalau terjadi apa – apa boleh dituntut, dipersalahkan, dan diperkarakan, dan sebagainya. Mengerikan bukan? oleh karena itu kita harus berpikir matang sebelum mengambil keputusan. Bertanggung jawab juga berarti berani mengakui kesalahan dan siap atas segala akibat yang ditimbulkan, contoh lain tanggung jawab ialah bertanggung jawab terhadap diri sendiri seperti menjaga kesehatan, dan mengejar cita – cita.
 Untuk melatih tanggung jawab seorang individu harus berlatih untuk melakukan hal – hal kecil seperti :
a.    Patuh, patuhilah segala aturan yang diterapkan di  di rumah di tempat umum yang tertulis maupun yang tak tertulis, seperti jangan buang sampah sembarangan. Dan berikutnya patuhilah nasihat orang tua atau guru jika melakukan kesalahan.
b.    Mengerjakan setiap tugas yang diberikan orang tua, guru, ataupun tugas dari teman – teman yang dipercayakan kepada diri kita, jangan menunda pekerjaan dan mencari kambing hitam jika melakukan kesalahan dalam mengerjakian tugas, karena inti dari tanggung jawab yang sebenarnya yaitu harus bersifat amanah.
c.    Amanah terhadap jabatan yang diberikan kepada, ketua Osis ketua kelas bahkan ketua DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) memiliki kewajiban yang sama yaitu menjalankan tugasnya dengan sebaik – baiknya, dan bertanggung jawab atas bawahannya dan tentunya tugasnya sendiri.
Dalam menjalankan tugas kita tidak bisa lari dari tanggung jawab, karena kelak diakhirat manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas seluruh hal yang telah dilakukan selama masih hidup.
3.    KEDISIPLINAN

Definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. Dalam mengatur kehidupan  baik akademik maupun sosial siswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin bagi siswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial . Manfaat dari hidup yang disiplin adalah siswa dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan. Disiplin adalah kunci kesuksesan seorang pemimpin. Disiplin bukanlah hal yang mudah namun dengan latihan yang terus menerus dan komitmen dari diri sendiri terhadap perencanaan yang dibuat, maka akan menimbulkan kebiasaan agar konsisten mengikuti perencanaan yang telah dibuat. Belajar disiplin dapat dimulai dari hal – hal yang sederhana yaitu mentaati jadwal ibadah.

Berbicara tentang kedisiplinan dan komitmen untuk lakukan yang terbaik, budaya kerja bangsa Jepang bisa dijadikan sebagai contoh. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang disiplin dan tingkat produktivitasnya tinggi. Berkat budaya kerjanya itu maka mereka bisa menjadi bangsa yang tingkat ekonominya sejajar dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika. Orang jepang terkenal dengan etos kerjanya yang luar biasa. Etos kerja ini memiliki peranan penting atas kebangkitan ekonomi jepang, terutama setelah kekalahan Jepang diperang dunia kedua. Dulu orang Jepang bukanlah orang yang memiliki etos kerja yang tinggi. Mereka tidak disiplin dan lebih senang bersantai dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Namun kekalahan Jepang pada perang dunia kedua mengubah keadaan yang serba santai dimasa lalu. Ekonomi Jepang kacau balau, pengangguran dimana-mana. Saat itu mereka tidak punya pilihan lain selain bekerja dengan sangat keras agar bisa bertahan. Kondisi yang serba tidak enak itu secara tidak langsung menempa kedisiplinan mereka dan memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembentukan etos kerja mereka yang begitu mengagumkan. Etos kerja tersebut menular ke generasi selanjutnya dalam konsep moral yang ditanamkan dengan ketat melalui jalur pendidikan.
Berbagai disiplin bangsa Jepang ditempat kerja mereka akan diuraikan dalam berbagai contoh.
Prinsip Bushido Prinsip tentang semangat kerja keras yang diwariskan secara turun- menurun. Semangat ini melahirkan proses belajar yang tak kenal lelah. Awalnya semangat ini dipelajari Jepang dari barat. Tapi kini baratlah yang terpukau dan harus belajar dari Jepang.
Prinsip Disiplin Samurai, Prinsip yang mengajarkan tidak mudah menyerah. Para samurai akan melakukan harakiri (bunuh diri) dengan menusukkan pedang ke perut jika kalah bertarung. Hal ini memperlihatkan usaha mereka untuk menebus harga diri yang hilang akibat kalah perang. Kini semangat samurai masih tertanam kuat dalam sanubari bangsa Jepang, namun digunakan untuk membangun ekonomi, menjaga harga diri, dan kehormatan bangsa secara teguh. Semangat ini telah menciptakan bangsa Jepang menjadi bangsa yang tak mudah menyerah karena sumber daya alamnya yang minim juga tak menyerah pada berbagai bencana alam, terutama gempa dan tsunami.

Prinsip Kai Zen Mendorong bangsa Jepang memiliki komitmen tinggi pada pekerjaan. Setiap pekerjaan perlu dilaksanakan dan diselesaikan sesuai jadwal agar tidak menimbulkan pemborosan. Jika tak mengikuti jadwal, maka penyelesaian pekerjaan akan lambat dan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan di Jepang menerapkan peraturan “tepat waktu”. Inilah inti prinsip Kai Zen: optimal biaya dan waktu dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Perusahaan untung besar, saya juga akan untung Disiplin dan semangat kerja inilah yang membentuk sikap dan mental kerja yang positif. Disiplin juga menjadikan para pekerja patuh dan loyal pada perusahaan atau tempat mereka bekerja. Mereka mau melakukan apa saja demi keberhasilan perusahaan tempat mereka bekerja, bahkan hebatnya mereka sanggup bekerja lembur tanpa mengharapkan bayaran tambahan. Karena mereka beranggapan jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, secara otomatis mereka akan mendapatkan kompensasi setimpal. Dalam pikiran dan jiwa mereka sudah tertanam keinginan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Gagal melakukan tugas sama halnya mempermalukan diri sendiri, bahkan harga diri mereka merasa hilang.
Malu, kalau pulang lebih cepat Mereka yang pulang lebih cepat dianggap sebagai pekerja yang tidak penting dan tidak produktif.  Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskan di tempat kerja. Kecintaan orang Jepang pada pekerjaannya, membuat mereka fokus pada pekerjaannya. Tanpa ada pengawas pun mereka bekerja dengan baik, penuh dedikasi, dan disiplin.
Kerja ya kerja, istirahat betul-betul istirahat Ketika jam 8 pagi masuk kerja, tak ada lagi obrolan dan canda, mereka langsung bekerja di komputer masing-masing atau sibuk langsung di depan workstation masing-masing. Baru ketika tiba saatnya hiru gohan no jikan (makan siang) mereka hentikan aktivitas masing-masing dan bercanda ria dengan teman-teman sambil menuju shokudo (kantin).
Tidur 30 menit, di waktu jam istirahat 60 menit jam makan siang, rata-rata dibagi 30 menit untuk urusan makan siang, 30 menit untuk tidur sejenak, guna memulihkan energi lagi. Mereka akan sisihkan waktu untuk tidur sambil merebahkan kepala di meja kerja masing-masing. Re-charge energi.
Disiplin soal kecil-kecil Sampah yang jatuh di area kerja, harus dipungut dengan tangan kosong (sude), tidak boleh memakai alat.
Jika menemukan puntung rokok atau permen karet, Anda harus segera pungut, tidak peduli siapa yang membuangnya, Anda tidak boleh pura-pura seolah tidak melihatnya.
Tidak ada sukses yang diraih tanpa disiplin diri dan semangat kerja yang tinggi. Tuhan sudah menyediakan berkat-berkatNya untuk kita semua, tinggal kita yang "menggali berkat" tersebut dengan semangat dan disiplin kerja yang tinggi.


4.    SEDERHANA

Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak siswa mengenyam masa pendidikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap siswa dibiasakan untuk tidak hidup boros. Pola hidup sederhana bukan berarti indentik dengan kemiskinan. Sederhana berarti tidak berlebihan dalam menjalani hidup.

Di Indonesia pola hidup yang beroirentasi pada materi kini amat mewabah. Kalangan remaja merupakan sasaran empuk untuk terjebak dalam pola hidup yang berorientasi pada materi. Kita sering melihat tayangn di televisi berupa senetron dan iklan, hampir sebagian besar memberikan panutan hidup mewah. Hal ini tentunya berimbas para remaja menjadi tidak pede untuk tampil sederhana atau menjadi diri sendiri. Hidup sederhana bisa dimulai dari diri sendiri dalam penerapan nya dalam kehidupan sehari – hari.

Yang menjadi masalah sekarang adalah kita sering diberi anjuran atau pembelajaran untuk hidup sederhana tapi tidak diberikan panutan. Kita sering melihat tindakan pejabat yang hanya bicara menghibau masyarakat untuk hidup sederhana sementara mereka tetap menjalani hidup mewah, bahkan mereka terus berlomba untuk menambah harta mereka dengan jalan korupsi. Jika hal ini terus berlangsung maka tujuan awal untuk menanamkan nilai budaya hidup anti korupsi akan sulit di implementasikan.


5.    KERJA KERAS

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Didalam kata ”kemauan” terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian, keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target..

Akhir – akhir ini kit sering melihat berita bunuh diri, penyebabnya macam – macam namun secara umum mereka melakukan nya karena tidak kuat menanggung beban hidup. Apakah manusia jaman sekarang semakin lemah dalam menjalani hidup ? mereka mengganggap rintangan hidup adalah penghalang, mereka juga belum menyadari bahwa untuk mencapai tujuan hidup kekuatan yang kita butuhkan ada dalam diri kita masing – masing, bukan karena keadaan kita gagal namun karena kurang nya kerja keras dan kemauan dalam diri kita.
Kita dapat belajar dari kisah penemu lampu pijar, “Thomas alva edison” saat kecil ia pernah dikeluarkan dari Sekolah dari  namun karena memiliki kemauan dan kerja keras ia pun belajar dari ibunya, kemudian diusia 12 tahun memperoleh penghasilan dengan cara bekerja menjual koran dan surat kabar, buah apel, serta gula-gula di sebuah jalur kereta api. Di usia itu pula, Edison hampir mengalami kehilangan seluruh pendengaran karena penyakit yang dideritanya, penyakit itu membuatnya menjadi setengah tuli. Edison pernah menulis dalam diarinya: "Saya tidak pernah mendengar burung bernyanyi sejak saya berusia 12 tahun." Pada usia 15 tahun Edison tetap berjualan koran ia membeli sebuah mesin cetak kecil bekas yang selanjutnya dipasang pada sebuah bagasi mobil. Kemudian dia mencetak korannya sendiri, WEEKLY HERALD, yang di cetak diedit dan dijualnya di tempat dia berjualan.
Pada musim panas 1862, Edison menyelamatkan seorang anak berusia tiga tahun yang hampir di tabrak oleh mobil. Ayah dari anak yang diselamatkan adalah kepala stasiun kereta api di tempatnya berjualan. Dan sebagai rasa terima kasih, kepala stasiun tersebut mengajari Edison cara menggunakan telegraph. Setelah 5 bulan mempelajari telegraph, Edison bekerja sebagai ahli telegraph selama 4 tahun. Hampir semua gaji yang didapatnya dihabiskan dengan membangun berbagai macam laboratorium dan peralatan listrik. Jika ia tidak berkerja keras untuk membangun laboratorium mungkin saat ini kita tidak akan diterangi oleh lampu.
6.    MANDIRI
Kondisi mandiri bagi siswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan bertanggung jawab.
Zaman telah berubah, setidaknya itulah yang dikatakan orang tua. Sekarang banyak orang tua yang  memberikan fasilitas yang berlabihan kepada anaknya sehingga membuat anaknya bergantung kepada orang tua. Ke sekolah saja harus diantar, bahkan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah masih menyuruh orang lain untuk mengerjakannya seperti tugas dari guru.
Sifat mandiri dapat dilatih sejak sekarang dan berlahan, dimulai dengan mengerjakan PR sendiri, menyelesaikan masalh tanpa melibatkan orang tua. Mulailah menentukan langkah untuk masa depan, jangan biarkan orang lain yang menentukan masa depan kita.
7.    ADIL
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Bagi siswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa  agar dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar. Adil tidak harus menyamaratakan segala hal, tetapi adil yaitu meletakan dan menyikapi segala susuatu pada tempat yang semestinya.

8.    BERANI
Jangan takut untuk menjadi berani. Siswa memerlukan keberanian untuk mencapai kesuksesan. Tentu saja keberanian siswa akan semakin matang jika diiringi dengan keyakinannya. Keyakinan akan kuat jika pengetahuannya juga kuat. Berani mengambil resiko untuk mengerjakan sesuatu tentunya juga harus dibarengi dengan tanggung jawab.

Untuk menjadi berani memang dibutuhkan kekuatan mental yang kuat. Orang yang berani adalah orang yang berhasil mengelolah ketakutannya akan kegagalan dan hal lainnya. Rasa takut akan memotivasi kita agar berusaha keras dalam berlatih dan belajar sebaik mungkin. Setelah berusaha keras jangan takut untuk salah, karena usaha keras tidak akan menghianati. Walaupun tidak menjadi nomor satu tapi kita telah berhasil mengalahkan rasa takut, dan itulah yang terpenting, termasuk dalam menegakan anti korupsi, jika melihat adanya tindakan korupsi di atau lingkungan tempat tinggal kita harus berani melapor kepihak terkait agar keadilan dapat ditegakkan.

9.    PEDULI
Sebagai calon pemimpin masa depan, seorang siswa perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam  maupun di luar. siswa dituntut untuk peduli terhadap proses belajar mengajar di Sekolah, terhadap pengelolalaan sumber daya di Sekolah, serta berbagai hal yang berkembang di dalam Sekolah.  Sebagai wujud nilai kepedulian yaitu jika ada teman yang membutuhkan bantuan seperti mengerjakan PR hendaklah dibantu, tapi jangan sampai kita yang kerjakan PR nya karena itu sama saja kita tidak peduli dia mengerti atau tidak, jadi sebaiknya ajarkan dia cara menyelesaikan PR nya dengan baik.


IMPLEMENTASI BUDAYA ANTI KORUPSI DI SEKOLAH

Pendidikan adalah usaha sadar yang membentuk watak dan prilaku secara sistematis, terencana, dan terarah (Mahfudh,2003:251).  sebagai lembaga pendidikan tentunya memasukkan nilai – nilai budaya anti korupsi kedalam kurikulumnya pembelajarannya.

Seorang kepala Sekolah merupakan penentu kebijakan pada Sekolah tempatnya bertugas. Penerapan budaya anti korupsi di Sekolah memang sudah seharusnya di laksanakan dan seorang kepala Sekolah wajib menjadi motor penggerak dan tauladan bagi segenap aktivitas akademika Sekolah. Peran penting seorang kepala Sekolah menjadi tumpuan bagi gerakan anti korupsi di Sekolah. Tak hanya sebagai tauladan, seorang kepala Sekolah juga beperan sebagai pegendali sistem birokrasi di Sekolah. Dituntut ketegasan dan keadilan seorang kepala Sekolah dalam menjalankan sistem dan kebijakan yang bebas dari korupsi. Hal tersebut bisa di lakukan misalnya dengan melakukan kebijakan reward and punishment, sebagai dorongan bagi seluruh murid, guru dan karyawan di Sekolah. Dan untuk mengefektifkan program tersebut dibutuhkan pula sistem pengawasan. Sebagai kepala Sekolah tentunya dibutuhkan pribadi yang jujur, bersih dan berani serta memiliki komitmen yang kuat  untuk membudayakan anti korupsi  dalam menerapkan kebijakan – kebijakan tersebut di Sekolah.

Peran para guru juga tak kalah penting dalam membudayakan anti korupsi di lingkungan Sekolah. Karena mereka yang berhubungan langsung dengan para murid, setiap tindakan dan ucapan mereka sangat berpengaruh terhadap tingkah laku serta pribadi murid – murid Sekolah.

Pada lingkungan Sekolah, penanaman budaya anti korupsi dapat dilaksanakan dalam tataran pelaksanaan keadministrasian dan managerial di Sekolah. Disadari ataupun tidak, banyak sekali potensi perilaku korupsi pada tataran managerial Sekolah. Beberapa prinsip budaya anti korupsi yang seharusnya di terapkan disekolah yaitu :
1.    Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Perlu dimilikinya standar kerja yang jelas dalam bentuk TUPOKSI (tugas pokok dan fungsi), evaluasi kinerja melalui pemeriksaan dokumen rencana pembelajaran, kunjungan kelas oleh kepala Sekolah, dan konsultasi individu antara guru dan kepala Sekolah. Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggung jawabkan melalui mekanisme pelaporan dan pertanggung jawaban atas semua kegiatan yang dilakukan.

2.    Transparansi
Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik (Prasojo : 2007).  Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan.
Prinsip transparansi dapat mulai diterapkan oleh siswa dalam kehidupan di Sekolah. Misalnya, program kegiatan Osis dan laporan kegiatannya harus dapat diakses oleh seluruh siswa bahkan orang tua siswa. Bagaimana cara meleksanakannya? yaitu dengan adanya website sekolah maka semua orang dapat mengakses seluruh dana dan kebijakan yang diambil sekolah secara cepat dan lengkap.

Selanjutnya penerapan budaya anti korupsi terhadap siswa disekolah dapat dilaksanakan dengan menerapkan nilai – nilai budaya anti korupsi diatas. Tujuan utama budaya anti korupsi adalah perubahan sikap dan perilaku terhadap tindakan koruptif.

1.    Program kantin kejujuran
Praktek kantin kejujuran dilaksanakan dengan target selama satu bulan atau hingga kantin ini tetap bertahan dengan memanfaatkan Koperasi Sekolah. Praktek ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur dan mencari data awal tentang tingkat kejujuran di sekolah tersebut.

2.    Penerapan Reward and Punishment secara Tegas
Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan. Motivasi adalah dorongan untuk mencapai tujuan tertentu. Dorongan itu bisa saja berbentuk paksaan harapan dan semangat. Salah satu contoh dalam menumbuhkan motivasi, metode reward dan punishment seringkali digunakan oleh para guru atupun orang tua. Reward secara bahasa berarti hadiah dan punishment berarti hukuman. Dalam hal ini teori reward & punishment dapat diaplikasikan dalam mendidik seseorang. Contohnya apabila seorang anak mendapatkan peringkat dikelasnya maka ia akan diberi reward, tapi kalau ia berbuat nakal maka ia akan diberi punishment. Dengan begitu maka ia akan cenderung berprestasi.


PENTINGNYA PENERAPAN BUDAYA ANTI KORUPSI
Ada dua tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan anti korupsi ini, yaitu :
1.          Untuk menanamkan semangat anti korupsi pada setiap anak bangsa. Melalui pendidikan ini, diharapkan semangat anti korupsi akan mengalir di dalam darah setiap generasi dan tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Sehingga, pekerjaan membangun bangsa yang terseok-seok karena adanya korupsi dimasa depan tidak ada terjadi lagi. Jika korupsi sudah diminimalisir, maka setiap pekerjaan membangun bangsa akan maksimal.
2.          Untuk membangun nilai-nilai dan mengembangkan kapasitas yang diperlukan untuk membentuk pOsisi sipil murid dalam melawan korupsi
3.          Menyadari bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab lembaga penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepolisian dan Kejaksaan Agung, melainkan menjadi tanggung jawab setiap anak bangsa.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
            Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya anti korupsi sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia khususnya di lingkingan sekolah, proses penerapan budaya anti korupsi dapat dimulai dari jalur pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar sampai ketahap perguruan tinggi melalui sosialisai secara rutin dari pihak – pihak yang berkaitan



DAFTAR PUSTAKA

 

Previous
Next Post »