Tugas Ospek Aku dan Bangsaku

whooooo akhirnya ngepost lagi, berhubungan lagi jadi maba, ane mau posting salah satu tugas ospek di kampus.


Aku dan Bangsaku

            Aku dan Bangsaku. Sepertinya kita sangat akrab dengan hal ini, Tentunya karena kita hidup di suatu bangsa, Bangsa Indonesia. Namun, sejak Indonesia merdeka 69 thun yang lalu, telah banyak yang berubah dari para bangsa ini. Apa yang terjadi dengan bangsa ini? Bangsa kita mulai digerogoti oleh berbagi hal negatif seperti gaya hidup yang kebarat-baratan, KKN, tawuran, dll.
Perubahan dan kemajuan bangsa ini akan ditentukan dengan adanya generasi penerus yang bersifat mulia baik secara intelektual ataupun moral. Disini lah peran mahasiswa sangat berpengaruh. Mahasiswa tentu tidak sama dengan pelajar sma yang hanya menunggu tugas dari guru. Mahasiswa juga bukan sebuah status untuk kebanggan semata. Namun mahasiswa adalah status yang diberikan kepada pemuda – pemudi Indonesia yang aktif berperan terhadap dirinya sendiri, masyarakat luas juga bangsanya.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu diharapkan lahir dari pemuda – pemudi indonesia yang bergelar mahasiswa. Oleh karena itu peran mahasiswa tidak hanya di lingkungan pembelajaran kampus saja, namun juga pada lingkungan sekitar.
Peran mahasiswa bisa dijelaskan sebagai berikut :
Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”
            Mahasiswa sebagai agen dari sebuah perubahan. Mengapa harus ada perubahan ? Perubahan adalah sesuatu yang diperintahkan Oleh Allah SWT dalam Qu’ran surat Ar-ra’d ayat 11 : dimana dijelaskan bahwa suatu kaum harus mau berubah bila mereka menginginkan sesuatu yang lebih baik. Jika kita melihan kondisi bangsa akhir – akhir ini sangat jauh dari ideal, Mulai dari kalangan pejabat sampai kalangan bawah sudah tertular berbagai penyakit masyarakat, yang menyebabkan praktek KKN menjadi hal biasa dalam kehidupan berbangsa. Berdasarkan hal itu pula kita membutuhkan perubahan menuju kearah yang lebih baik.
            Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari dua pandangan. Pandangan pertama menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh hal-hal bersifat materialistik seperti teknologi, misalnya internet yang akan menciptakan masyarakat yang informatif. Pandangan selanjutnya menyatakan bahwa ideologi atau nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan. Sebagai mahasiswa nampaknya kita harus bisa mengakomodasi kedua pandangan tersebut demi terjadinya perubahan yang diharapkan. Tetapi hal ini tidak akan berhasil jika hanya dijadikan sebagai bahan tugas semata di masa ospek, Oleh karena itu kita harus berjanji pada diri sendiri untuk benar – benar menjadi salah satu bagaian dari perubahan bangsa ini Bangsa Indonesia.
Mahasiswa Sebagai “Iron Stock”
            Mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Menjadi pemimpin yang bukan hanya satu taua beberapa orang namun keseluruhan masyarakat seperti satu kesatuan sistem dalam suatu perangkat.
            Kesalahan terbesar yang dilakukan bangsa ini adalah terlalu banyak kompromi, mengadopsi pemikiran-pemikiran yang terlahir dari barat yang lahir dari situasi dan kondisi yang berbeda, kemudian melakukan coba-coba untuk diterapkan, ketika satu teori dirasa gagal maka mencoba lagi teori lain yang sudah dipastikan gagal pula, karena saat ini semua teori yang diadopsi adalah teori yang lahir dari ideologi kapitalisme  yang saat ini  hampir runtuh. Juga kesalahan terbesar lain adalah tidak mempunyai keberanian dalam membela hak-haknya. Untuk menjadi seorang pemimpin kita tidak boleh menghadapai permasalahan yang muncul dengan perasaan takut.
Mahasiswa tidak cukup dengan hanya memupuk diri dengan ilmu spesifik saja. Perlu adanya soft skill lain yang harus dimiliki mahasiswa seperti kepemimpinan, kemampuan memposisiskan diri, interaksi lintas generasi dan sensitivitas yang tinggi. Pertanyaannya, sebagai seorang mahasiswa, apakah kita sudah memiliki itu semua ?


Mahasiswa Sebagai “Social Control”
            Dalam peran ini tugas mahasiswa bukan lagi sebagai pengamat, namun dituntut sebagai pelaku dalam masyarakat. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa adalah bagian dari masyarakat bahkan sebagai panutan.
Permasalah bangsa indonesia secara umum yaitu adanya penyakit moral dalam masyarakat seperti kasus KKN, kekerasan, pelecehan, dll. Tetapi samat disayangkan mahasiswa yang seharusnya menjadadi panutan dan mencegah hal ini justru melakukan tindakan tercela tersebut. Mahasiswa cenderung hanya mndalami ilmu-ilmu teori di bangku perkuliahan dan sedikit sekali diantaranya yang berkontak dengan masyarakat, walaupun ada sebagian mahasiswa yang mulai melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui program-program pengabdian masyarakat. Permasalahan bangsa sebagian besar adalah masalah mahasiswa itu sendiri.
Mahasiswa sebagai social control harus mampu bersikap kritis terhadap apa yang terjadi dengan pemerintahan, kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tadinya ingin mensejeterahkan rakyat tapi malah menyengsarakan rakyat. Upaya kritis ini tidak harus dengan demonstrasi yang dilakukan di depan kantor – kantor pemerintahan tetapi bisa melalui hal yang lebih positif seperti film dokumenter dan menulis.
Mahasiswa Sebagai “Moral Force”
            Mengkritisi moral pemimpin bangsa Indonesia. Kita dapat dengan sangat jelas mnyaksikan berita – berita tentang betapa buruknya moral sebagin pemimpin di negeri ini. pemimpin bangsa kita yang sekarang ini lebih mementingkan kebututhan dirinya sendiri daripada kepentingan masyarakat Indonesia. Korupsi menjadi berita sehari hari masyarakat indonesia. Pemimpin seperti itu adalah pemimpin yang hanya memiliki pengetahuan intelektual namun tanpa dibarengi dengan pengetahuan moral dan akhlak yang baik.

Saran saya, Setelah mengkritisi kebijakan elit jangan membiarkan penyelesaian akhir tetap pada tangan-tangan elit. Di sini, mahasiswa sebagai moral force layaknya seperti koboi-koboi yang menjaga masyarakat dari gangguan penjahat. Nah! Setelah masyarakat kembali aman, sepenuhnya kembali kepada masyarakat. Selain itu kita harus jeli dalam memilih pemimpin kita yang telah kita laksanakan pada tanggal 9 april lalu sebagai pileg dan 9 juli lalu sebagai pilpres.
Previous
Next Post »